Kejadian-Kejadian di Saat Sakaratul Maut dan Alam Kubur

MUSIBAH PADA DIRI MAYIT

Telah diterangkan dalam suatu hadits. Sesungguhnya orang yang tertimpa musibah (kematian) dengan merobek-robek pakaiannya dan memukul-mukul dadanya, seakan-akan ia mengambil tumbak untuk memerangi Allah SWT. Dan diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Nabi SAW. beliau bersabda : "Barangsiapa yang menghitamkan pintu atau pakaian ketika tertimpa musibah, atau memukul-mukul toko, memotong-motong pepohonan dan memotong rambut, maka dibangunkan oleh Allah dari satu helai rambut dengan sebuah rumah dari api neraka. Dan tidaklah diterima ibadah dan keadilan orang tersebut selama pintu tersebut masih berwarna hitam dan Allah akan menyempitkan kuburnya si mayit, serta akan diberatkan hisabnya, dan mayit itu akan dilaknati oleh semua Malaikat yang ada di langit dan di bumi, dan juga pada mayit itu akan ditulis dengan seribu kesalahan dan mayit itu dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan telanjang.

Dan barangsiapa yang merobek-robek sakunya waktu tertimpa musibah, maka Allah akan merobek-robek agamanya. Dan apabila orang tersebut menampari pipi atau mencakari wajahnya, maka Allah SWT. akan mengharamkan kepadanya untuk melihat Dzat Yang Maha Mulia.

Telah diterangkan dalam suatu riwayat hadits, ketika anak Adam telah meninggal, berkumpullah jeritan-jeritan di dalam rumah, maka berdirilah Malaikat Izrail pada pintu rumahnya, seraya berkata kepada mereka: "Jeritan apa ini?". Demi Allah SWT tidaklah aku kurangi umur seseorang diantara kamu, tidak mengurangi rizki dan juga tidak menganiaya salah seorang diantara kamu, apabila jeritan itu karena aku, maka aku ini adalah seorang hamba yang diperintah. Dan apabila jeritan-jeritan itu karena mayit, maka hal tersebut adalah yang terpaksa. Dan jika adanya jeritan-jeritan itu karena Aliah SWT, maka kamu semua adalah termasuk orang-orang yang bodoh terhadap Allah SWT. Demi Allah, sesungguhnya aku ini akan kembali kepadamu kemudian kembali lagi.

MENANGIS ATAS MAYIT

Telah dikatakan oleh Al Faqih Abu Laits Rahimahullah : "Bahwa menangisi serta meratapi terhadap mayit itu adalah haram, akan tetapi diperbolehkan apabila hanya menangisi secara wajar dan bersabar karena yang demikian itu adalah yang lebih baik". Sesuai dengan firman Al lah SWT yang berbunyi:


"INNAMA YUWAFFASH SHAABIRUUNA AJRAHUM BIGHAIRI HISAAB".

Artinya:
"Sesungguhnya pahala bagi orang-orang yang bersabar adalah ditepati dan tanpa hisab".

Dan juga sesuai dengan sabda Rasulullah SAW. :



"ANNA IHATUWA MAN HAULAHAA MIN MUSTAMI'IHAA ALAIHIM LA'NATULLAAHI WAL MALAAIKATI WANNAASI AJMAUN".

Artinya :

"Orang yang menangisi serta meratapi sedangkan orang yang ada di sekitarnya yang mendengarkan tangisnya, maka mereka semua mendapat laknat Allah SWT, para Malaikat dan semua manusia". Diceritakan, ketika Hasan Ibnu Husain Ibnu Ali wafat, maka istrinya beri’tikaf (diam sambil menunggui) di atas kuburnya selama satu tahun. Tatkala telah tiba Haul yang pertama, maka dihilangkanlah tinta perkemahan yang ada di pekuburan itu. Maka mereka yang ada mendengarkan suatu suara dari tepi kubur: "sudahkah kalian jumpai apa yang telah kalian korbankan dari beberapa waktu? Dan terdengar pula suara dari arah yang lain: "Bahkan telah kalian lakukan suatu ke kuburan, maka bubarlah kalian semua".

Diriwayatkan dari Nabi SAW. sesungguhnya Nabi SAW. ketika putranya Nabi Ibrahim as. telah wafat, maka mengalirlah air mata beliau, kemudian Abdurrahman bin Auf berkata kepada Nabi SAW: "Ya Rasulullah, bukankah engkau telah mencegah kami menangis. Maka Rasulullah SAW menjawab: "Sesungguhnya aku mencegah kamu dari dua suara yang sangat keterlaluan itu, yaitu suara tangis yang meratap dan suara nyanyian, dengan mencakari wajahnya dan merobek saku bajunya, tetapi mengalirnya air mataku ini adalah rahmat yang dijadikan Allah dalam hati-hati insan yang penuh kasih sayang", kemudian Rasulullah SAW. bersabda : "Bila hati itu susah maka air mata itu akan mengalir".

Diriwayatkan dari Wahab Ibnu Kaisan ra. beliau mengatakan : "Sesungguhnya Umar ra. melihat seorang wanita yang menangisi mayit, lalu beliau mencegah wanita itu. Maka Rasulullah SAW. bersabda: "Tinggalkan dia. wahai Abu Hafs, karena sesungguhnya mata yang menangis itu menunjukkan hati yang sudah dan janji-janji itu adalah benar-benar terjadi".



SABAR TERHADAP MUSIBAH

Telah diriwayatkan oleh Ibnu Abbas fa. sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda : "Bahwasannya yang pertama kali ditulis dengan qalam di Lauh Mahfudh atas perintah Allah SWT. adalah ;


Artinya:


"Sesungguhnya Aku adalah Allah, Tiada Tuhan selain Aku, Muhammad adalah hamba-Ku dan rasul-Ku, dan pilihan-Ku dari makhluk-Ku adalah orang yang pasrah kepada ketentuan-Ku, dan sabar atas cobaan-ku, dan bersyukur atas nikmat-nikmat-Ku. maka Aku menulisnya sebagai orang yang benar, Aku akan membangkitkannya beserta orang-orang yang benar pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang tidak pasrah kepada ketentuan-Ku dan tidak sabar atas cobaan-Ku, serta tidak mau syukur atas nikmat-nikmat-Ku, maka sebaiknya dia keluar dari bawah kolong langit lalu carilah Tuhan selain Aku".

AI Faqih RahimahuIlah Ta'ala mengatakan: "Sesungguhnya bersabar terhadap suatu musibah, dan ingat kepada Allah SWT. ketika tertimpa musibah adalah sesuatu yang wajib atas semua manusia. Karena sesungguhnya apabila mengingat Allah pada waktu tertimpa musibah berarti dia ikhlas dan ridho atas ketentuan dan takdir Allah SWT dan memutuskan harapan Syaitan".

Ali bin Abi Thalib Karramallahu wajhah mengatakan: "bahwasannya sabar itu terdiri dari tiga unsur, yaitu : Yang pertama sabar atas ketaatan, kedua sabar (meninggalkan) atas kemaksiatan dan ketiga yaitu sabar atas musibah. Maka barangsiapa yang bersabar atas ketaatan, Allah akan memberinya seratus derajat dan setiap derajat sama dengan apa yang ada di langit dan di bumi. Barangsiapa yang bersabar dari berbuat maksiat, maka Allah akan memberi dia itu enam ratus derajat pada hari kiamat dan setiap derajat sama dengan apa yang ada di langit dan di bumi. Dan barangsiapa yang bersabar atas musibah, maka Allah akan memberi dia pahala dengan tanpa perhitungan sedikitpun".

KELUARNYA RUH DARI JASAD


Telah diriwayatkan dalam sebuah hadits, bahwasannya ketika seorang hamba dalam keadaan sakaratul maut maka lisannya tertahan (tidak dapat bergerak) dan pada saat itulah empat Malaikat masuk kepadanya seraya berkata, dan berkatalah Malaikat yang pertama:" Assalamualaikum, aku ini adalah Malaikat yang diberi tugas untuk mengurusi rizkimu. Telah aku cari rizki itu dari arah timur sampai arah barat, maka aku tidak menemukan rizkimu sesuappun. Sekarang telah tiba saat yang terakhir dari umurmu". Kemudian masuklah Malaikat yang kedua, seraya berkata :


"Assalamu'alaikum, aku ini adalah Malaikat yang diberi tugas untuk mengurusi minumanmu dari air atau yang lainnya. Telah aku cari air tersebut dari arah timur sampai arah barat, tetapi tidak aku jumpai biar setegukpun. Sekarang sudah dekat waktu ajalmu". Kemudian masuklah Malaikat yang ketiga, seraya berkata : "Assalamu’alaikum, aku ini adalah Malaikat yang diberi tugas untuk mengurus nafasmu. Telah aku cari nafas tersebut dari arah timur sampai arah barat, tetapi aku tidak menemukan sehembus nafaspun bagimu". 

Dan kemudian masuklah Malaikat yang ke empat, seraya berkata : "Assalamu'alaikum, aku ini adalah Malaikat yang diberi tugas untuk mengurusi ajalmu. Telah aku cari arah timur sampai arah barat, tetapi aku tidak menemukan sedikitpun waktu untukmu". Kemudian masuklah Malaikat Kiramul Katibin dari sebelah kanan dan sebelah kirinya, lalu berkatalah yang ada disebelah kanannya: "Assalamu'alaikum, aku ini adalah Malaikat yang diberi tugas untuk mengurusi amal kebaikanmu". Lalu Malaikat tersebut mengeluarkan lembaran putih dan ditunjukkan lembaran tersebut pada hamba seraya berkata: "Lihatlah amal-amalmu". 

Ketika itu hamba tersebut bergembira-ria. Dan kemudian berkata Malaikat yang berada di sebelah kirinya: "Assalamu’alaikum, aku ini adalah Malaikat yang diberi tugas untuk mengurusi atau semua kejahatan dan kesalahan-kesalahanmu". Lalu Malaikat tersebut mengeluarkan lembaran hitam dan ditunjukkan lembaran tersebut pada seorang hamba, seraya berkata : "Lihatlah lembaran ini". Maka mengalirlah keringat hamba tersebut, kemudian hamba itu melihat ke kanan dan ke kiri, karena rasa takut membaca buku catatan amalnya, kemudian Malaikat itu memegang lembaran tersebut oleh malaikat dan dilemparkannya lembaran tersebut di atas bantal, lalu pergi dari hadapan hamba itu. Disaat itu masuklah Malaikat Maut bersama Malaikat Rahmat di sebelah kanan dan Malaikat Adzab di sebelah kiri. Maka adakalanya diantara manusia itu yang ditarik ruhnya dengan tarikan yang keras, diantara mereka ada yang dicabut dengan cabutan yang keras, ada yang diusap begitu saja dengan usapan yang halus.

Dan tatkala ruh itu telah sampai pada tenggorokan, baru Malaikat Maut mengambilnya, apabila hamba tersebut dari golongan yang beruntung, maka memanggillah Malaikat Rahmat. Dan apabila hamba tersebut termasuk dari golongan yang celaka, maka memanggillah Malaikat Adzab. Kemudian Malaikat mengambil ruh itu dan membawanya naik ke hadirat Allah SWT. Apabila hamba tersebut dari golongan orang yang beruntung, maka Allah SWT berfirman : "Wahai para Malaikat, kembalikanlah dia kebadannya hingga ia bisa melihat keadaan jasadnya". Dengan demikian turunlah para Malaikat dengan membawa ruh dan meletakkannya di tengah-tengah rumah hingga ruh itu mengetahui siapa yang susah karenanya dan siapa yang tiada susah sedangkan ruh itu sendirian tiada mampu berbicara sedikitpun.

Kemudian diantarkan jenazah itu ke kuburnya, lalu Allah memerintahkan agar ruh itu kembali kepada jasadnya sebagaimana halnya sewaktu di dunia. Dalam hal ini para ulama' berselisih pendapat. Ada yang mengatakan "bahwa ruh itu diwujudkan dalam jasadnya sebagaimana sedia kala (sewaktu di dunia) lalu duduklah mayat itu dan ditanya "Ulama' lain mengatakan : "Bahwa pertanyaan Malaikat Munkar - Nakir tersebut hanya kepada ruh, bukan kepada jasadnya". Dan sebagian ulama' yang lain mengatakan : "Bahwa ruh tersebut masuk ke dalam jasad hingga sampai dada". Dan dalam riwayat yang lain dikatakan: "Bahwa ruh tersebut berada diantara jasad dan kain kafan seorang mayat".

Dari berbagai perbedaan pendapat tersebut telah dibenarkan oleh para ulama' agar bagi seorang hamba harus mengakui adanya siksa kubur dan agar jangan sampai disibukkan oleh bagaimana cara siksa tersebut terjadi.

Telah berkata Al Faqih Rahimahullahu Ta'ala : "Barangsiapa yang ingin selamat dari siksa kubur hendaklah dapat memelihara empat perkara dan dapat menjauhi empat perkara Adapun empat perkara yang harus dipelihara ialah : yang pertama memelihara shalat, kedua bersedekah, ketiga membaca Al Qur'an dan yang keempat bertasbih. Karena empat perkara ini dapat menerangi dan meluaskan kubur. Adapun empat perkara yang harus dijauhi, adalah: yang petama berbohong, kedua berkhianat, yang ketiga adu domba dan yang ke empat kencing di alas badan.

Rasulullah SAW. telah bersabda: "Bersucilah kalian dari air kencing, karena sesungguhnya kebanyakan siksa kubur itu disebabkan olehnya".

Setelah itu maka turunlah dua Malaikat yang keras dan sangat kasar perilakunya, yang dapat membelah bumi dengan menggunakan kukunya, kedua Malaikat itu adalah Malaikat Munkar dan Nakir, lalu keduanya duduk di samping may it, seraya bertanya: "Siapakah Tuhanmu?" hingga pertanyaan berakhir. Apabila mayit tersebut dari golongan orang yang beruntung, maka mayit itu akan menjawab: "Allah Tuhanku, Muhammad Nabiku dan Islam adalah agamaku". Lalu kedua Malaikat itu akan berkata kepada mayit : "Tidurlah kamu, sebagaimana tidurnya seorang pengantin baru. Kemudian kedua Malaikat itu membuka lubang untuk mayit di dekat kepalanya, hingga mayit itu dapat melihat rumah dan tempatnya di surga melalui lubang tersebut. Kemudian kedua Malaikat kembali membawa ruh ke langit dan meletakkannya ruh tersebut ke dalam lampu yang digantungkan di Arsy.

Telah diterangkan dalam sebuah hadits qudsy yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. beliau berkata: Nabi SAW. bersabda: Bahwa Allah SWT berfirman : "Aku tidak mengeluarkan seorang hamba dari hamba-hamba-Ku, Aku keluarkan dari dunia, sedangkan Aku menginginkan untuk mengampuni dia, hanya dengan jalan mengurangi kejelekan amal-amalnya melalui sakit di jasadnya, atau dengan memberikan kesulitan dalam penghidupannya atau dengan memberikan sesuatu yang dapat menimpa kesusahan. Apabila masih tetap alas diri hamba tersebut berbuat sesuatu yang buruk, maka Aku akan memberatkan dirinya ketika ajal menjemputnya hingga ia bertemu dengan-Ku tanpa membawa sedikitpun kejahatan. Demi kemulyaan dan kebesaran-Ku tidaklah Aku keluarkan seorang hamba dari hamba-Ku sedangkan Aku menginginkan untuk tidak mengampuninya kecuali dengan mengabulkan setiap kebaikan-kebaikan yang dilakukannya berupa kesehatan badan, dan memberikannya kegembiraan termasuk kelapangan di dalam rizkinya. Dan kalau masih tetap melakukan kebaikan, maka Aku akan memudahkan pada dirinya ketika ajal menjemputnya, hingga dia menemui-Ku tanpa suatu kebaikan sedikitpun".


Abu Aswad mengatakan: "Tatkala kami duduk disisi Aisyah ra. tiba-tiba perkemahan itu roboh dan menimpa manusia, maka mereka sama tertawa". Kemudian Aisyah berkata : "Aku mendengar Rasulullah SAW. bersabda: ''Tidak ada bagi orang mu'min yang tertusuk duri, kecuali diangkat kebaikan-kebaikannya dan dimaafkan semua kesalahan-kesalahannya karena tertusuk duri tersebut. Dan telah dikatakan tidak ada suatu kebaikan di dalam tubuh yang tidak tertimpa suatu penyakit dan tidak pula terdapat suatu kebaikan pada harta yang tidak tertimpa beberapa cobaan".

Dalam suatu hadits telah diceritakan : Bahwasanya seorang mu'min apabila putus hubungan dari dunia (mati) dan menghadap ke akhirat, maka turunlah Malaikat dari langit kepadanya dengan wajah yang putih bersinar bagaikan cahaya matahari dengan membawa kain kafan dan cendana dari Surga, lalu para Malaikat itu duduk didekat seorang hamba sejauh penglihatan mata. Kemudian datanglah Malaikat Izrail, dan duduk di dekat kepalanya seraya memerintahkan "Keluarlah wahai ruh yang tenang dan kembalilah kamu kepada ampunan Allah dan keridhaan-Nya".

Kemudian Rasulullah SAW. bersabda: "Maka keluarlah ruh tersebut dengan mengalir dari jasad mu'min bagaikan mengalirnya setetes air dari minuman". Kemudian para Malaikat mengambil ruh tersebut dan meletakkannya di tangan mereka, lalu mereka masukkan ruh tersebut ke dalam kain kafan itu, maka keluarlah bau harum dari kain kafan tersebut, seperti baunya minyak misik".

Nabi Muhammad SAW bersabda : "Dan tidaklah para Malaikat itu naik di atas yang lain kecuali sama-sama berkata, Ruh siapa yang baunya seperti ini? Malaikat yang lain menjawab : ini adalah baunya ruh Fulan. Kemudian Malaikat itu menyebutkan kebaikan namanya Fulan, sebagaimana Fulan itu dipanggil dengan ruhnya di dunia ketika para Malaikat yang membawa ruh itu sudah sampai ke langit, mereka minta dibukakan, maka dibukakanlah mereka pintu langit, kemudian para Malaikat mengantarkan ruh tersebut dari setiap langit hingga sampai pada langit yang ketujuh. Maka berserulah Dzat nya berserulah dari sisi Allah SWT.: Wahai para Malaikat, tulislah buku catatan mayit tersebut di tempat yang tinggi, lalu kembalikanlah mayit tersebut ke bumi, karena diciptakan dari bumi, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al Qur'an surat: Thaha, ayat: 55 yang berbunyi sebagai berikut:
Artinya:

"Dari tanah itulah Kami jadikan kamu semua dim kepadanya Kami akan mengembalikan kamu semua dan dari padanya Aku akan membangkitkanmu semua sekali lagi".

Kemudian Nabi S A W. bersabda: "Maka para Malaikat mengembalikan ruh tersebut kepada jasadnya, lalu datanglah kepada mayit itu dua Malaikat yang sangat menakutkan, lalu kedua Malaikat itu mendudukkan mayit tersebut seraya berkata: "Siapakah Tuhanmu? sampai akhir pertanyaan. Lalu mayit tersebut ditanya oleh kedua Malaikat itu: Apakah yang kamu katakan kepada seorang hamba yang telah diutus kepadamu, yaitu Nabi Muhammad SAW?" Maka mayit itu mengatakan: "Dia adalah utusan Allah dimana Allah telah menurunkan Al Qur'an kepadanya, aku beriman kepadanya dan aku membenarkannya". Maka berserulah Allah: "Benar apa yang dikatakan oleh hamba-Ku ini, maka hamparkanlah untuknya sebuah kasur dari surga dan kenakanlah untuknya pakaian dari surga, dan bukakanlah pintu surga untuknya".

Nabi Muhammad SAW. bersabda: "Maka sampailah kepada hamba tersebut bau harumnya surga dan dilapangkan kuburnya bagi mayit itu sejauh penglihatan mata". Kemudian datanglah pada mayit tersebut seorang lelaki yang bagus rupawan dan bau pakaiannya sangat harum, lalu lelaki itu berkata kepada mayit itu : "Bergembiralah kamu dengan apa yang bisa menggembirakan dirimu, inilah hari yang dulu telah dijanjikan kepadamu”. Maka mayit tersebut bertanya, "Siapakah yang diberi rahmat oleh Allah SWT. ini. Karena aku tidak pernah melihat makhluk yang sebagus parasmu di dunia?" Maka lelaki itu menjawab, "Aku adalah amalmu yang shalih". Lalu mayit itu berkata: "Wahai Tuhanku sudahkah datang hari kiamat agar aku dapat kembali kepada keluargaku".


Nabi Muhammad SAW. bersabda : "Dan apabila hamba tersebut termasuk golongan orang-orang yang celaka maka bila ajal datang menjemputnya, para Malaikat turun dari langit dengan membawa pakaian siksa. Kemudian duduklah para Malaikat tersebut jauh dari hamba, lalu datanglah Malaikat Maut (Izrail) ke arah kepala hamba tersebut seraya mengatakan : "Wahai ruh yang jahat, keluarlah kamu kepada siksa dan kemurkaan Allah SWT". Kemudian Nabi SAW. bersabda : "Maka berpisahlah ruh tersebut dari jasadnya, dan dikeluarkannya ruh dari jasadnya seperti dikeluarkannya perasaan air dari bulu yang basah. Tatkala ruh itu keluar, maka semua apa yang ada diantara bumi dan langit yang menemuinya sama melaknatinya. Dan laknat tersebut dapat didengar oleh semua makhluk, kecuali jin dan manusia. Para Malaikat tersebut tenis naik dan membawa ruh itu sampai ke langit dunia. Ketika telah sampai, maka ditutuplah langit tersebut karena adanya ruh yang jahat itu. Maka berserulah Dzat yang berseru di sisi Allah SWT.: "Wahai para Malaikat, kembalikanlah dia ke tempat pembaringannya". Maka para Malaikat mengembalikan ruh itu ke kuburnya, lalu datanglah Malaikat Munkar dan Nakir kepada mayit itu dengan wajah yang sangat mengerikan, suaranya keras bagaikan petir yang menyambar, pandangan matanya bagaikan kilat yang bercahaya dan memecahlah bumi taringnya. Kemudian mayit itu didudukkan seraya ditanya : "Siapakah Tuhanmu?" Mayit menjawab : "Aku tidak tahu". Kemudian ada seruan dari arah samping kubur: "Pukullah mayit itu!" Maka kedua Malaikat memukul mayit tersebut dengan gada dari besi. Karena sangat beratnya seandainya semua makhluk dikumpulkan tidaklah akan mampu untuk mengangkat alat pemukul itu. Dan akibat dari cambukan tersebut menyalalah kuburan itu dengan api. Kemudian kubur itu mempersempit mayit, dan tulang belulangnya menjadi berserakan, lalu dikumpulkannya kembali tulang belulang mayit yang berserakan itu. Kemudian datanglah kepada mayit itu seorang lelaki yang sangat jelek wajahnya dan baunya busuk bagaikan bangkai. Lalu lelaki itu berkata : 'Mudah-mudahan Allah SWT. membalas kejahatan atas dirimu, demi Allah aku tidak pernah beramal shalih, bahkan kamu melakukan keteledoran dengan melambatkan ketaatan kepada Allah dan mempercepat dalam melakukan kemaksyiatan. Dan mayit itu bertanya: "Siapakah kamu ? belum pernah aku di dunia melihat makhluk seburuk kamu". Lelaki itu menjawab : "Aku adalah amal perbuatanmu yang jelek". Kemudian dibukakanlah untuk mayit pintu neraka dan terlihat tempatnya di dalam neraka. Dan siksa itu tidak akan berhenti sampai datangnya hari kiamat.

Dan dalam suatu riwayat diceritakan, bahwa seorang mu’min difitnah dalam kuburnya selama tujuh hari. Sedangkan bagi seorang yang kafir difitnah selama empat puluh hari. Karena adanya hal yang demikian itu Rasulullah pernah bersabda: "Barangsiapa yang mati pada hari jum'at, maka Allah SWT. membebaskan dia dari fitnah kubur".

Telah diterangkan dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Umamah Al Bahaly ra.: Tatkala seseorang telah meninggal dunia, kemudian diletakkan di dalam kuburnya, maka datanglah Malaikat Izrail dan duduk di dekat kepalanya, lalu menyiksa hamba itu, serta memukulnya dengan sekali pukulan hingga tiada sedikitpun anggota yang berbekas, bahkan sampai terputus-putus dan menyalalah api di dalam kubur itu. Kemudian Malaikat tersebut berkata : "Berdirilah dengan seizin Allah", maka hamba tersebut berdiri tegak dan menjerit dengan jeritan yang terdengar oleh semua makhluk diantara langit dan bumi kecuali jin dan manusia. Lalu hamba itu bertanya: "Mengapa kamu berbuat demikian, dan kenapa kamu menyiksaku, padahal aku telah mendirikan shalat. telah aku tunaikan zakat dan telah aku lakukan puasa Ramadhan?". Maka Malaikat menjawab : "Aku menyiksa kamu karena suatu hari kamu melihat orang yang sedang teraniaya, dan orang itu meminta tolong kepadamu, akan tetapi kamu tidak mau menolongnya. Dan suatu hari kamu melakukan shalat, sedang kamu tidak bersuci dari air kencingmu". Maka jelaslah dari keterangan hadits ini, bahwa menolong orang yang teraniaya adalah wajib. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Nabi SAW. yang berbunyi:

Artinya :
Barang siapa yang melihat orang yang teraniaya, lalu orang itu meminta tolong kepadanya, dan tidak mau menolongnya maka orang itu akan di pukul dalam kuburnya dengan seratus kali cambukan dari api neraka.

Diriwayatkan dari Nabi SAW. "Ada empat golongan dimana Allah SWT. mendatangkan besok pada hari kiamat di atas mimbar dari nur, dan Allah memasukkan mereka di dalam rahmatnya". Lalu Rasulullah ditanya oleh para sahabat, "Siapakah mereka itu ya Rasulullah?" Maka Rasulullah menjawab: "Mereka itu adalah orang yang suka memberi makan pada orang yang lapar, memberi bekal kepada orang yang berjuang di jalan Allah, menolong orang-orang yang lemah dan menolong terhadap orang yang susah".

Diriwayatkan dari Anas Ibnu Malik ra. Nabi SAW. bersabda: "Ketika mayit telah diletakkan di kubur, lalu ditimbun dengan tanah, maka berkatalah keluarga dan anak-anaknya : "Wahai tuanku, wahai kemulyaanku". Maka bertanyalah Malaikat yang diserahi mayit tersebut, "Apakah kamu mendengar apa yang dikatakan mereka?" Lalu mayit menjawab : "Ya aku mendengar". Malaikat bertanya lagi,: "Apakah kamu dulu termasuk orang yang mulya?" Mayit menjawab : "Mereka yang mengucapkan demikian dan mudah-mudahan mereka bisa diam". Dan pada saat itulah kubur menghimpitnya hingga bercampur tulang belulangnya dengan tanah, seraya mengeluh kesakitan, Aduh tulang-tulangku, aduh hinanya tempatku, aduh aku sangat menyesal karena pertanyaan-pertanyaan itu sangat sulit”. Keluhan ini terjadi hingga datang awal malam jum'at bulan Rajab dari tahun kematiannya. Oleh karena itu, maka Allah SWT berfirman : "Aku perlihatkan kepadamu wahai Malaikat-Malaikat-Ku, sesungguhnya Aku ampuni dosa-dosanya, dan Aku hapus semua kesalahannya, dikala hidupnya pada malam ini".