Jaminan Rezeki Buat Makhluk Hidup

 Cerita Tentang Pemberian Rezeki Kepada Makhluk


Tentang Keterangan Rezeki dengan dalil Surat Hud :
Surat Hud
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata. (Lauh mahfuzh).

Diriwayatkan oleh Abi Ja'far dari Mas'ud r.a. bahwa rasulullah Bersabda :
Barangsiapa bersembahyang, tetapi tidak membaca sholawat untuk aku dan keluargaku dalam sembahyangnya tidaklah keterima sembahyang itu.

Kisah Seekor Semut Mengantarkan Rezeki Buat Ulat di Dasar Laut

Berceritera Ustadz Imam Syekh Ahmad : Tatkala Rasulullah saw. kawin dan membawa isterinya ke rumah, ia mengadakan suatu walimah yang dihadiri oleh beberapa sahabat. Dalam walimah itu sambil menikmati hidangan yang terbatas, para sahabat berbincang-bincang dan Rasulullah sedang bersembahyang. Setelah rampung dari sembahyangnya, tanya Rasulullah kepada sahabatnya : "tentang apa kamu bercakap-cakap ? "Tentang soal rezeki, ya Rasulullah" jawab para sahabat. Lalu Rasulullah menceriterakan kepada sahabatnya suatu ceritera yang diceriterakan kepadanya oleh Jibril, yaitu : Pada suatu waktu Nabi Sulaiman lagi bersembahyang di tepi laut, ia melihat seekor semut melata dengan menggigit di mulutnya selembar daun hijau. Dilihatnya semut itu berteriak sewaktu sudah sampai di tepi air keluarlah menyambutnya seekor katak lalu membawanya menyelam ke dasar laut. Setelah sejam lewat keluarlah sisemut terapung di atas air dan ditanya oleh Nabi Sulaiman apa yang dilakukan di dasar laut, menjawab si semut : "Di bawah didasar laut terdapat suatu batu besar di tengah-tengahnya hidup seokor ulat yang rezekinya - makannya - oleh Allah dipasrahkan padaku. Pada tiap hari aku membawa makanannya dua kali, di antar oleh malaikat yang menjelma sebagai katak yang membawa aku ke dasar laut kemudian sesudah aku memberi makan kepada ulat itu dibawanya aku kembali ke permukaan laut. Tiap kali sehabis makan rizki yang ku bawakan si ulat bertasyakkur kepada Tuhan dan berkata : Maha Besar Tuhan yang telah menciptakan aku serta menakdirkan aku hidup di dasar laut ini tetapi tidaklah ia melupakan rezkiku. Adakah Tuhan akan melupakan ummat Muhammad dari pemberian rezeki dan rahmatNya.

Kisah Imam Azzahidi Memperdalam Keyakinan Tentang Rezeki

Diriwayatkan bahwa Al-Imam Azzahidi berusaha untuk mempertebal kepercayaannya dan memperoleh keyakinan tentang rezki, maka keluarlah ia dari kota menuju suatu gunung, memasuki guanya dan bertinggal di dalamnya sambil sambil berkata dalam hatinya : ingin melihat bagaimana Tuhan akan memberikan rezekinya dalam tempat itu. Tiba-tiba ada suatu kafilah tersesat dalam perjalanannya dan masuk dalam gua itu untuk berlindung dari hujan yang sedang turun deras. Tatkala dilihat Imam Zahidi berada disitu sambil membisu tidak menjawab segala pertanyaan yang dikemukakan oleh orang-orang kafilah itu kepadanya, mereka menyalakan api sebelahnya kalau-kalau ia karena kedinginan dan dihidangkan di mukanya hidangan makan kalau ia lapar, tetapi semua gerak dan usaha mereka tidak dihiraukan oleh Zahidi dan tetap membungkam tidak bersuara ataupun menyentuh makanan yang ada didepannya, sehingga terpaksa dua orang daripada rombongan itu membuka mulutnya dengan paksa dan memasukkan beberapa suap makanan dan barulah tersenyum dan tertawa lebar Imam Zahidi. Bertanya dua orang dari rombongan itu kepadanya : "Gilakah engkau ?" "Tidak" jawab Zahidi, "Tetapi aku coba bagaimana Tuhan memberikan rezekiku, dan tahulah aku dan berkeyakinan penuh bahwa Tuhan memberi rezeki kepadaku dan kepada hamba-hambanya di mana saja dan dalam keadaan apa saja mereka berada. (Raunagul Majalis).

Kisah Taubatnya Ibrahim Ibnu Adham

Dihikayatkan bahwa yang menjadi sebab taubatnya Ibrahim Ibnu Adham, ialah bahwasanya ketika ia pada suatu hari keluar dari kota hendak memburu dan setibanya di suatu tempat ia duduk beristirahat sambil memaparkan sufrah makanannya untuk bersantap tiba-tiba hinggaplah seekor burung gagak di depannya, mematok sepotong roti dan membawanya terbang di angkasa. Ibrahim berasa heran dan ta'jub dan segera menunggang kudanya mengikuti jejak burung gagak itu. Dilihatnya burung itu berhinggap di suatu lereng gunung, di mana dilihatnya seorang peria terikat tangan dan kakinya dalam keadaan terbaring. Setelah dilepas ikatan yang menjerat kedua tangan kakinya orang itu, ia menceriterakan pada Ibrahim bahwa ia adalah seorang pedagang yang telah dirampok oleh segerombolan penyamun dan setelah dirampas harta miliknya ia diikat begitu rupa dan ditinggalkan seorang diri di tempat itu sejah tujuh hari berselang. Dalam keadaan demikian datanglah tiap hari burung gagak itu hinggap di atas dadanya dan menyuapkan potongan - potongan roti ke dalam mulutnya dengan pematuknya, maka tidaklah Allah membiarkan aku lapar dalam hari-hari itu.
Setelah mendengar ceritera itu kembalilah Ibrahim dengan memboncengkan orang itu ke tempat persinggahannya dan sejah hari itu pula ia bertaubat, melepaskan pakaian-pakaian mewahnya, mengenakan pakaian - pakaian sederhana dan kasar, memerdekakan hamba-hamba sahayanya, mewakafkan semua milik dan harta bendanya dan berangkatlah ia ke Mekkah dengan tongkatnya tanpa membawa bekal maupun kendaraan, hanya berbekal dengan tawakkal kepada Allah yang tidak membiarkan lapar sampai ia tiba di Mekkah dan bersyukur kepada Allah di depan Ka'bah. (Hadist Arba'in).

Berkata Hatim Al-Asham : Ada empat macam tawakkal : Tawakkal bersandar kepada sesama makhluk, tawakkal bersandar kepada harta-benda, dan tawakkal bersandara kepada kekuatan dan kesehatan badan. Ketiga macam tawakkal ini adalah tawakkalnya orang-orang jahil, sedang yang keempat ialah tawakkal yang sejati yang bersandar kepada kekuasaan Tuhan dan kepercayaan bahwa Tuhan akan melindungi dari segala macam godaan di manapun ia berada. (Hadis Arbai'in).

Firman Allah swt.



Makan-makanlah kamu dari rezeki yang diberi oleh Tuhanmu dan bersyukurlah kepadaNya.

Syukur yang sebenarnya ialah bahwa engkau tidak menggunakan ni'mat yang diberi oleh Allah untuk berma'siat dan agar engkau menggunakan setiap anggota badan untuk beribadah serta menjaga ketujuh anggota badan dari perbuatan haram dan makhruh agar tertutup bagimu ketujuh pintu Jahannam. Dan jika engkau menggunakan tujuh anggota itu dengan disertai ikhlas hati untuk melakukan ibadah dan taat akan terbukalah bagimu kedelapan pintu syurga.
Jika engkau telah mengetahui bahwa barangsiapa bertawakkal kepada Allah tidak akan mengalami kelaparan dan bahwa rezeki tiap-tiap binatang dijamin oleh Allah. Maka di bawah ini ada beberapa hadits dan uraian tentang hukumnya minta-minta - mengemis agar di ketahui.

Hadis Rasulullah Yang Menerangkan Tentang Rezeki

Bersabda Rasulullah saw. :
Orang yang mengemis akan datang di hari Qiamat dengan wajah tidak berdaging. Diriwayatkan oleh Ibnu Umar.

Dimaksud dengan hadits tersebut bahwa si pengemis akan dihinggapi rasa malu dan hina di hari kemudian di Akhirat. Karena pada dasarnya mengemis itu adalah haram dan tidak dibolehkan kecuali dalam keadaan darurat. Diharamkannya minta uang itu karena tidak terlepas dari beberapa pertimbangan dan akibat :  Kesatu : Menunjukkan adanya keluhan dan pengaduan terhadap Allah, hal mana diumpamakan jika seorang hamba sahaya meminta-minta, maka itu berarti suatu pencemaran bagi nama majikannya. Demikian pula hamba Allah terhadap Tuhannya yang telah menjamin rezeki dan rahmatnya. Karenanya diharamkan dan tidak dibolehkan kecuali dalam keadaan darurat seperti itu juga memakan bangkai tidak dihalalkan kecuali dalam keadaan darurat dan terpaksa. Kedua, Minta-minta itu mengandung penghinaan dan merendahkan terhadap Allah. Ketiga, Minta-minta itu dapat menimbulkan gangguan moril terhadap orang yang dimintai, manakala ia dengan terpaksa karena malu atau ria harus memberi apa-apa padahal bertentangan dengan isi hati dan kemauannya.
Berselisih para ulama tentang dalam keadaan apa minta-minta itu dihalalkan. Sebagian mengatakan bahwa barangsiapa telah memperoleh nafkah untuk makan siang dan malamnya tidak dibolehkan minta-minta. Sebagian lagi mengatakan barang siapa masih bertenaga untuk mencari nafkah tidak bolehkan minta-minta kecuali jika seluruh waktunya digunakan untuk menuntut ilmu.

Telah diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda :
Percukuplah dirimu dengan kekayaan Allah. Tanya para sahabat : "Apa itu ? ya Rasulullah !" "ialah nafkah satu hari satu malam" jawab Rasulullah saw.

Bersabda Rasulullah saw. :
Barangsiapa meminta-minta padahal ia memiliki limapuluh derham atau emas seharga itu, maka ia telah meminta-minta secara paksa.

Perbedaan riwayat tentang batas-batas keadaan di mana minta-minta dibolehkan atau diharamkan disebabkan karena keadaan yang berbeda-beda. Maka apa yang dibutuhkan oleh pengemis seketika dari pakaian dan tempat berteduh serta makanan untuk sehari semalamnya tidak ada syak dan perbedaan dalam hal itu. Akan tetapi minta-minta untuk hari kemudian adala berbeda-beda hukumnya yang terperinci dalam tiga perincian : Kesatu. Apa yang dibutuhkan untuk hari esok, kedua yang dibutuhkan sesudah empatpuluh atau limapuluh hari dan ketiga yang dibutuhkan sesudah setahun kemudian. Dalam keadaan terakhir ini jelas diharamkan minta-minta, karena itu berarti ingin menumpuk kekayaan sedang ia ada kemungkinan tidak akan hidup sampai besok, jadi ia minta - minta apa yang tidak dibutuhkan sesudah mendapat apa yang cukup buat makan untuk hari dan malamnya.
Barangsiapa tidak berdaya mencari nafkah dan dikuatirkan mati kelaparan ia diharuskan minta-minta, karena minta-minta dalam keadaan demikian adalah juga suatu cara pencaharian, sebagaimana sabda rasulullah :

Minta-minta itu adalah cara pencaharin nafkah yang terakhir.

Dalam hal orang membiarkan dirinya mati kelaparan tanpa berusaha meminta-minta sekedar menyambung hidupnya adalah dosa dan berarti membunuh diri. Dan tidak hinalah orang yang minta-minta dalam keadaan seperti tersebut di atas. Tetapi hinalah orang meminta-minta padahal ia sudah memilih nafkah sehari-semalamnya, karena ia telah merendahkan dirinya tanpa sebab yang memaksa. (Majalisur-Rumi dengan ringkas).